LAPORAN
PRAKTIKUM LAPANGAN
ETOLOGI
(PENGAMTAN INDIVIDU)
PERGERAKAN
KECOA

|
Nama
|
:
|
Camelia Citra Ada
|
|
Stambuk
|
:
|
A 221 14 087
|
|
Kelas
|
:
|
C
|
|
Kelompok
|
:
|
5
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehidupan
makhluk hidup di muka bumi ini dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, parasit,
pemangsa, wabah penyakit, dan sebagainya. Suatu jenis makhluk hidup akan selalu
berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga sering kali terjadi persaingan
antar makhluk hidup. Makhluk hidup yang kuat akan menang dan bertahan,
sedangkan mahluk hidup yang lemah akan kalah dan mati atau menyingkir ke tempat
lain. Makhluk hidup yang menyingkir ke tempat yang baru tetap hidup, jika mampu
beradaptasi. Sebaliknya makhluk itu akan mati, jika tidak mampu beradaptasi.
Hal
ini berkaitan dengan seleksi alam adalah proses pemilihan atau penyeleksian
yang dilakukan oleh alam terhadap makhluk hidup yang dapat beradaptasi karena
adanya perubahan-perubahan alam. Seleksi alam juga terjadi pada setiap tahap
kehidupan makhluk hidup, yaitu pada saat makhluk hidup belum mencapai masa
reproduksi (masih muda), pada saat masa reproduksi (dalam mencari pasangan),
atau pada masa pembuahan dan masa embrio. Dari berbagai kemungkinan tersebut,
seleksi yang berlangsung sebelum reproduksi tampaknya yang paling mudah
terjadi. Hal itu disebabkan karena dengan ketidakmampuan makhluk hidup
melakukan reproduksi berarti tidak dapat mewariskan gen kepada keturunannya.
Kecoa
merupakan hewan yang banyak ditemukan di lingkungan terutama di pemukiman
manusia. Kecoa merupakan hewan yang sangat umum dan tersebar, mulaimuncul sejak
Pangaea, superkontinen pada zaman purba, atau di Gondwana, anak benuadari
Pangaea, hingga sekarang tersebar ke semua benua modern. Kecoa telah
beradaptasidan dapat sintas pada kondisi apapun hingga dapat terus bertahan.
Kecoa
memiliki beberapa pengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Kecoadapat
mensekresikan bau yang dapat mengurangi rasa makanan dan bau yang kurangsedap
ini dapat semakin kuat seiring meningkatnya jumlah kecoa. Kaki kecoa juga
dapatmenjadi agen penyebaran penyakit yang disebabkan bakteri seperti
Salmonella. Sisa-sisakaki dan feses dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma.
Sekitar
100 juta tahun yang lalu, konon pernah terjadi hujan meteor yang mematikan
tumbuhan.Akibatnya semua hewan pemakan tumbuhan (herbivora) musnah dan yang
bertahan hidup tinggallah hewan pemakan daging (karnivora) dan hewan pemakan
segala (omnivora).Hewan-hewan yang masih hidup tersebut akhirnya secara terus-menerus
melakukan persaingan.
Oleh karena itu diperlukan kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jika makhluk hidup tidak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, makhluk hidup tersebut dapat punah. Kemampuan
adaptasi sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan
beradaptasi, makin besar kemungkinan bertahan hidup.Dengan kemampuan adaptasi
yang besar, suatu jenis makhluk hidup dapat menempati habitat yang beragam
kemampuan adaptasi ini dalam bentuk tingkahlaku dari hewan tersebut. Hal inilah
yang melatar belakangi praktikum etologi yang dilakukan di Desa Tomado, Kec,
Lindu, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, untuk mengetahui kemampuan adaptasi hewan
dilihat dari tingkah lakunya.
Setiap
hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan
yang lainnya. Salah satu contoh adalah adaptasi terhadap amputasi. Tingkah laku
adaptasi merupakan tingkah laku belajar karena adpatsi adalah respon hewan
terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Kecoa yang
mengalami amputasi pada beberapa bagian tubuh yang merupakan perubahan tingkah
laku. Naumun, perubahan tingkah laku ini tidak terjadi dalam waktu yang
singkat, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama karena adnya proses belajar.
Insecta/hexapoda/serangga
merupakan arthropoda yang tubuhnya terbagi atas: kepala (caput), dada (thorax)
dan perut (abdomen)kepala mempunyai 1 pasang antena dan dada dengan 3 pasang
kaki dan umumnya terdapat 1 atau 2 pasang sayap pada tingkat dewasa. Dalam hal
keanekaragaman spesies, insecta melebihi semua kehidupan lain jika digabungkan
bersama-sama. Mereka dapat hidup hampir disemua tempat baik di darat, di air
maupun terbang di udara. Pernapasan menggunakan tabung udara yang disebut
trakeaperedaran darahnya terbuka, karena belum mempunnya pembuluh-pembuluh
darah. Oksigen terutama diangkut oleh cabang-cabang trakea kehampir keseluruh
bagian didalam tubuhnya.
Sesuai
dengan pengelompokkannya kedalam kelas insekta maka kecoa memiliki kai
berjumlah tiga pasang kaki (hexapoda). Morfologi kecoa meliputi cephalo
(kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut). Seperti serangga lainnya kecoa
memiliki eksoskeleton yang melapisi permukaan tubuhnya untuk membentuk dan
menopang tubuhnya. Pada kepala terdapat antenna yang lebih penting dari mata
majemuknya. Antenna berperan sebagai penyeimbang gerak dan pengenal lingkungan
termasuk rasa, bau, dan bahkan mengetahui letak sumber air. Abdomen sebagai
bagian terbesar, terdiri dari beberapa plate yang saling tumpang tindih
sehingga Nampak seperti perisai tubuh. Otak kecoa bukanlah organ tunggal,
melainkan seperti simpul saraf tunggal yang memanjang sepanjang tubuhnya
(system sarag tangga tali). kecoa bernafas melalui sepuluh pasang lubang yang
terdapat di bagian atas toraks. Kecoa memiliki sifat scavenger (pemakan
bangkai) dan omnifora (pemakan hewan dan tumbuhan).
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana
pergerakan kecoa ketika salah satu antenanya tidak ada ?
1.3.
Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengamati pergerakan kecoa ketika salah satu antenanya tidak ada.
1.4.
Manfaat
Dengan diadakannya
praktikum ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai
pengetahuan tambahan bagi mahasiswa biologi.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah
mengenai tingkah laku hewan.
3. Sebagai bahan informasi kepada
masyarakat.
4. Sebagai media pembelajaran
biologi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Kajian Pustaka
2.1.1. Pengertian
Etologi (Tingkah Laku Hewan)
Menurut ilmu psikologi (2015) Etologi
ialah studi ilmiah pada perilaku binatang yang dianggap sebagai cabang zoologi.
Istilah “etologi” diturunkan dari bahasaYunani, sebagaimana ethos (ήθος) ialah
kata Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata
Yunani ethos ialah: etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan
dalam bahasa Inggris oleh ekolog Amerika, William Morton Wheeler pada 1902.
Teori etologi diartikan sebagai ilmu yang bermula dari tingkah laku hewan.Tokoh
yang menganut paham etologi adalah seorang naturalistis yang mempelajari hewan
di lingkungan alami bukan di laboratorium (Ena prisityo, 2012).
2.1.2.
Pengertian Kecoa (Periplaneta americana)
Kecoa
termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa
kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 )
memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae;
Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera
dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan
kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae (Amalia
khoir, 2011).
Kecoa
adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies
dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali
di wilayah kutub. Kecoa juga termasuk hewan purba. Banyak ahli yang mengatakan
bahwa kecoa telah hidup di bumi 300 juta tahun yang lalu. Kecoa adalah serangga
yang cukup disegani dan ditakuti oleh banyak orang disegala penjuru dunia.
Setiap kali melihatnya orang cenderung bereaksi dengan perasaan jijik. Bahkan
tak segan membunuhnya. Kecoa memang banyak terdapat di sekitar kita. Pada
umumnya kecoa tinggal di rumah-rumah atau tempat-tempat tersembunyi, memakan
hampir segala macam makanan (Euis siti, 2011).
Menurut
Megita saptaningsih, 2015 Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah,
restoran, hotel, rumahsakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain.
Seranga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang
hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat
terbang, aktif pada malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan,
sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari
bersembunyi di tempat gelap dansering bersemnbunyi dicela-cela. Serangga ini
dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan
terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Kecoa mempunyai peranan
yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain :
a. Sebagai vector mekanik bagi beberapa
mikro organisme patogen.
b. Sebagai inang perantara bagi beberapa
spesies cacing.
c. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi
alergi seperti dermatitis, gatal- gatal dan pembengkakan kelopak mata.
Serangga
ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain,
Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam
penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A,
Polio pada anak anak Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme
pathogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan,
dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari
kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut
menkontaminasi makanan (Dora asmaini, 2012).
2.1.3. Morfologi
Kecoa
Kecoa adalah
serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi
di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan
sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat
tua (Hannah nipeh, 2013).
2.1.4. Kebiasaan
Hidup Kecoa
Kecoa
kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub
tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah
makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap.
Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“
cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak
lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relative sedikit, tetapi adanya
kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik. Hubungan
kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang
cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan.
Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan
telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang pathogen pada tubuh kecoa (Suhardi
mangayun, 2014).
Seekor
P brunnea betina yang telah dewasa
dapat menghasilkan 30 kapsul telur atau lebih dengan selang waktu peletakkan
kapsul telur yang satu dengan peletakkan kapsul telur berikutnya berkisar
antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul telur P.brunnea rata-rata berisi 24 telur,
yang menetes rata-rata 20 nimfa dan 10 ekor diantaranya dapat mencapai stadium
dewasa. Nimfa P.brunnea berkembang melalui sederetan instar dengan 23 kali
berganti kutikula sebelum mencapai stadium dewasa (Altof furohman, 2013).
Karena
kecoa adalah hewan nocturnal, atau hewan yang aktif di malam hari, maka akan
sulit bagi manusia untuk menyadari bahwa di sekeliling mereka banyak kecoa.
Inilah salah satu alasan mengapa kecoa cepat berkembang biak. Manusia baru
menyadari keberadaan kecoa bila tempat persembunyian si kecoa telah dipadati
oleh populasi kecoa, sehingga para kecoa membagi koloni mereka dan berpisah
untuk mencari habitat baru. Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 4.000 spesies
kecoa. Dari semuanya itu, yang paling akrab dengan manusia hanya empat spesies.
Sisanya lebih memilih tinggal di hutan, melahap kayu dan dedaunan. Berbeda
dengan kecoa rumahan, kecoa-kecoa yang tinggal di hutan berperan penting di
dalam ekosistem. Dengan adanya pasukan kecoa, sampah hutan didaur ulang menjadi
makanan bagi tumbuhan. Para kecoa ini juga menjadi nutrisi yang menyehatkan bagi
sejumlah reptil dan mamalia (Akkir udin, 2013).
2.1.5. Habitat
Kecoa
Kecoa kebanyakan hidup di daerah tropis
yang kemudian menyebar ke daerah sub tropis, bahkan sampai ke daerah dingin.
Serangga yang hidupnya mengalami metamorfosis tidak sempurna ini memang sangat
menyukai tempat-tempat yang kotor dan bau. Bergelut dengan kotoran dan bau
tidak menjadikan kecoa rentan terhadap penyakit. Sebaliknya, serangga ini
justru termasuk serangga yang mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.
Kemampuan beradaptasinya tidak perlu diragukan lagi. Banyak ahli berpendapat, kecoa sudah ada di
permukaan bumi ini sejak 300 juta tahun silam. Di perkirakan jumlah kecoa yang
ada di permukaan bumi saat ini mencapai 5.000 spesies, termasuk di antaranya
spesies kecoa raksasa yang ditemukan di hutan belantara Kalimantan Timur tahun
2004 lalu. Jenis kecoa raksasa ini dikategorikan terbesar di dunia (Iyavita,
2010).
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Lokasi dan Waktu Praktikum
Praktikum ini
dilaksanakan di Desa Tomado, Kecamatan Lindu. Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi
Tengah, yang dimulai pada tanggal 28-01 April 2016.
3.2.
Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
1. Gunting
2. Botol aqua bekas
3. Kamera
4. Alat tulis
3.2.2. Bahan
1. Spesies Kecoa
3.3 Prosedur Kerja
1.
Mengambil specimen kecoa
2.
Memotong salah satu kaki kecoa tepatnya pada bagian depan
3.
Mengamati pergerakannya
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1.
Tabel keadaan lingkungan
|
No.
|
Waktu
|
Suhu
|
|
1.
2.
3.
|
Pagi
Siang
Malam
|
23˚C
26˚C
22˚C
|
|
Rerata
= 23,660C
|
||
4.1.2
Tabel Perilaku Hewan Teramati
|
|
Dilakukan
|
Keterangan
|
|
Berdiam
diri
|
-
|
|
|
Mengamati
|
-
|
|
|
Mengitari
|
-
|
|
|
Mengendus
|
-
|
|
|
Mencium
|
-
|
|
|
Menjilat
|
-
|
|
|
Mengejar
|
-
|
|
|
Menghindar
|
+
|
Pergerakan
kecoa tidak seimbang ketika menjauhi arah stimulus
|
|
Menerkam
|
-
|
|
|
Bentuk
formasi
|
-
|
|
|
Mengeluarkan
bunyi
|
-
|
|
|
Nyanyi-nyanyian
|
-
|
|
4.1.3
Tabel Ekspresi Hewan Teramati
|
Organ
yang diamati
|
Keterangan
|
|
Badan
|
+
bergerak dengan sangat lincah (agresif)
|
|
Telinga
|
-
|
|
Hidung
|
-
|
|
Antena
|
+
salah satu antenannya yang ada bergerak dengan mencoba membersihkan tubuhnya
|
|
Mata
|
-
|
|
Ekor
|
-
|
|
Bulu/rambut
|
-
|
Keterangan
:
(+)
: jika ya
(-)
: jika tidak
4.2. Pembahasan
Kecoa adalah serangga yang cukup
disegani dan ditakuti oleh banyak orang disegala penjuru dunia. Setiap kali
melihatnya orang cenderung bereaksi dengan perasaan jijik. Bahkan tak segan
membunuhnya. Kecoa memang banyak terdapat di sekitar kita. Pada umumnya kecoa
tinggal di rumah-rumah atau tempat-tempat tersembunyi, memakan hampir segala
macam makanan (Euis siti, 2011).
Kecoa
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu
mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum
dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai
coklat tua. Kecoa mempunyai bentuk tubuh khas, yaitu pipih, dengan kepala
tersembunyi di bawah pronotum yang lebar. Panjang tubuhnya antara beberapa
milimeter sampai hampir 100-an milimeter. Tubuh kecoa kebanyakan berwarna
coklat muda sampai coklat tua mendekati hitam (Dora asmaini, 2012).
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada kecoa dengan mengamati pergerakan kecoa
jika salah satu antenanya tidak ada, didapatkan hasil bahwa pergerakan kecoa
menjadi tidak seimbang ketika menjauhi arah stimulus, hal ini dikarenakan bahwa
antena kecoa berfungsi terhadap gerakan. Antena dapat berfungsi sebagai
penunjuk arah dan keseimbangan gerakan kecoa, sehingga ketika salah satu antena
terpotong, maka koordinasi gerakan menjadi terganggu, dan penentuan arah
menjadi berubah, sehingga arah dan posisi kecoa tidak seimbang.
Pada
kedua antena insekta terdapat organ kardatonal yang digunakan sebagai alat
penangkap getaran suara. Jadi, apabila terjadi amputasi pada salah satu bagian
antena, maka getaran suara yang berasal dari lingkungan sekitar kurang dapat
direspon oleh kecoa, sehingga tingkah laku kecoa berubah dari yang awal sebelum
amputasi gerakannya gesit menjadi setelah amputasi gerakannya lambat.
Akibat
pemotongan salah satu antena pada kecoa, juga menyebabkan situasi baru terhadap
gerakan kecoa membersihkan diri. Hal tersebut dikarenakan antena juga berfungsi
sebagai pembersih tubuhnya, maka ketika terjadi amputasi pada salah satu bagian
antena, menimbulkan suatu kondisi baru pada tubuh kecoa, yang menjadi stimulus
kecoa untuk melakukan suatu mekanisme adaptasi tingkah laku. Jadi, pemotongan
antenna tersebut membuat kecoa tidak dapat bergerak dengan baik.
Karena
pemotongan (amputasi) salah satu antena, menyebabkan gerakan membersihkan badan
menjadi terganggu dan tidak memungkinkan tetap menggunakan antena untuk
membersihkan badan, sehingga memori kondisi tubuh tersebut menstimulus kecoa
untuk menggunakan organ lain, yaitu palpus dan kaki depan untuk membersihkan
badan. Kecoa merupakan hewan yang tergolong agresif (bergerak dengan lincah),
dan selalu menggunakan antenanya untuk membersihkan tubuhnya. Maka pada saat
dilakukan amputasi terhadap salah satu antenannya maka koordinasi dari tubuh
kecoa ini akan terganggu.
Menurut
Peter (1971) dalam Chaig (1981), menyatakan bahwa pada antena kecoa terdapat
rambut-rambut sensori yang berfungsi sebagai indera pembau yang selalu menjaga
kelembapannya dengan cara mengeluarkan sekret dari suatu kelenjar khusus.
Menurut Sastrodiharjo (1979), pada kedua antena insekta terdapat organ
kardatonal yang digunakan sebagai alat penangkap getaran suara. Organ ini
terletak pada bagian persendian dan segmen antena.
Pemotongan
salah satu antena ini juga menyebabkan posisi tubuh lebih condong ke arah
dimana bagian antena dipotong, yaitu apabila antena kanan yang dipotong, maka
posisi tubuh condong ke sebelah kanan, sedangkan apabila antena kiri yang
dipotong, maka posisi tubuh cenderung ke arah kiri juga.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan mengenai amputasi terhadap kecoa, maka kesimpulan yang diperoleh
dari pengamatan ini yaitu :
5.1.1. Kecoa adalah serangga yang
cukup disegani dan ditakuti oleh banyak orang disegala penjuru dunia. Setiap
kali melihatnya orang cenderung bereaksi dengan perasaan jijik. Bahkan tak segan
membunuhnya. Kecoa memang banyak terdapat di sekitar kita. Pada umumnya kecoa
tinggal di rumah-rumah atau tempat-tempat tersembunyi, memakan hampir segala
macam makanan.
5.1.2 Kecoa adalah serangga dengan
bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah
pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena
panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
5.1.3. Pemotongan (amputasi) salah
satu antena, menyebabkan gerakan membersihkan badan menjadi terganggu dan tidak
memungkinkan tetap menggunakan antena untuk membersihkan badan, sehingga memori
kondisi tubuh tersebut menstimulus kecoa untuk menggunakan organ lain, yaitu
palpus dan kaki depan untuk membersihkan badan.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya
semua praktikan lebih serius dalam menjalankan praktikum dan lebih bekerjasama
dalam mencari spesimen, agar semua memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmaini dora, 2012. LAPORAN PRAKTIKUM I Ordo Orthopotera. https://plus.google.com/.../posts/V7D1mGuzwU (Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016,
pukul 13:00).
Furohman
altof, 2013. Laporan Kecoa. http:// ibrahimbaiim.blogspot.com (Di unduh pada tanggal 12 Mei, pukul
13:20).
Iyavita,
2010. Adaptasi terhadap amputasi pada
kecoa. http://lyavita.blogspot.co.id/2010/01/adaptasi-terhadap-amputasi-pada-kecoa.html
(Di unduh pada tanggal 12 Mei, 2016, pukul 18:00).
Khoir amalia, 2011. Tingkah Laku Kecoa. http:// lap-prak-biper-kecoa-amalia.blogspot.com (Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016, pukul 14:22).
Mangayun suhardi, 2014. Laporan Etologi Kecoa,Belalang. http://suhardiharis.blogspot.com
(Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016, pukul 14:44).
Nipeh Hannah, 2013. laporan praktikum perilaku dan lokomosi
kecoa. http:// Laporan-Praktikum-Biologi-Perilaku-Kecoa
(Di
unduh pada tanggal 12 Mei, 2016 pukul 15:00).
Prisityo ena, 2012. DUNIA BIOLOGI DASBOR: laporan hasil
praktikum. http:// laporan-hasil-praktikum.htm (Di unduh pada tanggal 12 Mei, 2016 pukul
15:43).
Saptaningsih
meita, 2015. Laporan Praktikum Biologi
Perilaku Kecoa. http://ochenvi.blogspot.com (Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016,
pukul 16:09).
Siti euis , 2011. Tingkah Laku Kecoa. http://punyabiologib.blogspot.co.id
(Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016, pukul 14:00).
Sastrodiharjo. 1979. Pengantar Entomologi Terapan. Bandung:
ITB Bandung
Udin akkir, 2013. LAPORAM HASIL PRAKTIKUM ZOOLOGI ”INSEKTA”. http://Akhirudinus.blogspot.com
(Di unduh pada tanggal 12 Mei 2016, pukul 16:00).
Komentar
Posting Komentar